Senin, 05 Januari 2015

Jurnal Ilmiah



ANALISIS PREDIKTIF SKOR UN, UJIAN MASUK
DAN
 MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 SINGARAJA
TAHUN PELAJARAN 2009–2010


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui kontribusi hasil UN, ujian masuk, motivasi berprestasi terhadap hasil belajar, baik secara tersendiri maupun secara simultan pada siswa
SMA Negeri 1 Singaraja kelas XII semester 1 tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian ini
dirancang dalam desain dengan teknik korelasional ex post facto, dengan metode kuantitatif yang melibatkan 125 orang siswa sebagai sampel penelitian dari 201 orang siswa SMA Negeri 1 Singaraja kelas XII, yang memiliki nilai TPA. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
purposive sampling

Data skor UN, ujian masuk, dan hasil belajar diambil dari dokumen se
kolah. Sementara itu, data motivasi berprestasi dikumpulkan dengan angket yang dikembangkan sendiri. Validitas dan reliabilitas angket sudah teruji. Analisis data dilakukan dengan korelasi product moment dan dilanjutkan dengan analisis regresi sederhana, regresi ganda, dan korelasi parsial.

Untuk pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasarat analisis, yaitu uji normalitas sebaran data, linieritas, multikolinieritas, heterokedastisitas, dan auto korelasi.

Hasil analisis adalah sebagai berikut: (1) terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara skor UN SMP dan hasil belajar siswa dengan sumbangan efektif sebesar 20,10 % ,(2) terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara skor ujian masuk dan hasil belajar siswa, dengan sumbangan efektif sebesar 23,17%; (3) terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa dengan sumbangan efektif sebesar 23,66 %; dan (4) terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara skor UN SMP, skor ujian masuk, dan motivasi berprestasi secara simultan terhadap hasil belajar siswa dengan kontribusi sebesar 66,9%.
Kata kunci:skor UN, ujian masuk ,motivasi berprestasi, dan hasil belajar


1.PENDAHULUAN




Pemerintah melakukan berbagai upaya dalam memperbaiki sistem pendidikan di negara kita untuk terwujudnya pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas Usaha tersebut menyangkut perbaikan metode pengajaran, pengembangan dan perbaikan kurikulum, sarana prasarana, administrasi, mutu pendidikan, sistem evaluasi,pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya.Perbaikan-perbaikan tersebut dilakukan dalam rangka menghasilkan lulusan yang memenuhi amanat Garis-garis Besar Haluan Negara, yaitu manusia pembangunan yang cakap, terampil, dan Pancasilais.

Indikator yang menunjukkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia dikemukakanjuga oleh United Nation Education Scientific, and Culture Organization (UNESCO), yang menyatakan bahwa pada tahun 2007 peringkat Indonesia dalam bidang pendidikan adalah ke-62 diantara 130 negara di dunia dengan Education Development Index (EDI) adalah 0,935 dan Brunei Darussalam adalah 0,965(Dantes,2010:3).

Terkait dengan rendahnya mutu pendidikan tersebutpemerintah terusberupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Sejalan dengan hal itu, pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat telah menetapkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan dasar hukum penyelenggaraan dan reformasi sistem pendidikan nasional. Undang-undang tersebut memuat visi, misi, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, serta strategi pembangunan pendidikan nasional untuk mewujudkanpendidikan yang bermutu, relevan dengan kebutuhan masyarakat, berdaya saing dalam kehidupan global.

Dalam rangka mewujudkan visi dan menjalankan misi pendidikan nasional, diperlukan suatu acuan dasar bagi setiap penyelenggaraan delapan satuanunsur pendidikan. Dalam kaitan ini, kriteria penyelenggaraan pendidikan dijadikan pedoman untuk mewujudkan (1) pendidikan yang berisi muatan yang seimbang dan holistik; (2) proses pembelajaran yang demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreativitas, dan dialogis; (3) hasil pendidikan yang bermutu dan terukur; (4) berkembangnya profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan; (5) tersedianya sarana dan prasarana belajar yang memungkinkan berkembangnya potensi peserta didik secara optimal; (6) berkembangnya pengelolaan pendidikan yang memberdayakan satuan pendidikan; dan (7)terlaksananya evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan (Depdiknas 2006).


Peningkatan mutu pendidikantetap menjadi acuan kita semua. Beragam pandangan masyarakat menilai tentang mutu pendidikan.Hal ini sudah tentu disebabkan oleh latarbelakang pemikiran yang berbeda, status sosial ekonomi, dan budaya disekitar kita. Ada yang memandang pendidikan yang bermutu dilihat dari gedung sekolah yang megah, dengan segala fasilitas dan peralatan yang canggih, dan siswanya adalah anak-anak orang berada. Disisi lain para ilmuwan memandang mutu pendidikan dilihat dari siswanya yang banyak berhasil di ajang lomba, atau olimpiade ditingkat nasional, regional maupun internasional, sehingga kedepan menghasilkan alumni yang sukses dalam karier. Sekolah-sekolah asing banyak juga bermunculan, sehingga ada yang memandang sekolah yang bermutu adalah sekolah yang memberikan bahasa asing bagi siswa-siswanya. Sisi ekstrakurikuler juga menjadi penilaian dari orang-orang yang berduit;dianggapnya pendidikan yang bermutu itu adalah dengan membayar uang sekolah setinggi-tingginya,sehingga dapat membiayai segala kegiatan ekstrakurikuler. Padatahun 2009 ini banyak bermunculan berbagai predikat  lembaga pendidikan sekolah yang semuanya mengacu atau mengarah kepada keinginan menunjukkan pendidikan yang bermutu, seperti sekolah plus, sekolah unggulan, kelas unggulan, sekolah nasional berwawasan internasional, sekolah berwawasan internasional, sekolah alam, boarding school, danfull day school.

Mutu masukan dapat dilihat dari beberapa sisi. Pertama, kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia, seperti kepala sekolah, guru, laboran, staf tata usaha, dan siswa. Kedua, terpenuhi atau tidaknya kriteria masukan material berupa alat peraga, buku-buku, kurikulum, prasarana, sarana sekolah, dan lain-lain. Ketiga, terpenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa perangkat lunak, seperti peraturan, struktur organisasi, deskripsi kerja. Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, seperti visi, motivasi, ketekunan,dan cita-cita.

Proses dalam hal ini adalah bagaimana pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, sehinggga dapat menghasilkan pendidikan yang bermutu

Dampak dari pendidikan yang bermutu adalah mewujudkankan manusia pembangunan yang cakap, terampil, dan Pancasilais.Hasil belajar (learning outcome) yang diharapkan setelah mereka tiba diperguruan tinggi dapat mengikuti kegiatan akademik dengan menunjukkan berbagai prestasi. penyimpangan dana, terutama terjadi di sekolah-sekolah daerah. (3) Campur tangan pemerintah pusat masih dominan. (4) Orientasi sekolah hanya mengejar nilai. (5) Politisasi nilai agar menjadi alat untuk mengangkat sekolah-sekolah negeri, supaya terkesan berkualitas dengan menggunakan hasil ujian sebagai seleksi masuk sekolah selanjutnya.

Nilai rapor sebagai dasar evaluasi pendidikan yang dilaksanakan selama ini di sekolah belum juga dianggap memberikan sumbangan untuk peningkatan kualitas pendidikan.Dengan adanya KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebagai kebijakan yang dapat membantu nilai siswa, nilai yang diperoleh siswa yang berada dibawah standar ketuntasan akan dapat diremidi satu sampai dua kali, dengan harapan nilai rapor dapat mencapai ketuntasan minimal. Hal ini akan sangat membantu siswa sehingga nilai rapor mereka
memenuhi syarat naik kelas.

Sistem evaluasi seperti ini masih juga dianggap ada sisi kelemahannya, sehingga dianggap belum tepat, atau pelaksanaannya belum seperti yang diharapkan. Pemerintahpun terus berusaha untuk memantau perkembangan kualitas penddidikan, melalui pelaksanaan kurikulum, dan memantau kinerja guru.

Saat ini alat yang paling sering dipergunakan dalam sistem perekrutan siswa baru adalah penggabungan nilai UN, rapor dan hasil tes.Keuntungan caraseleksi ini adalah dari segi efesiensi dan produktifitasnya yang tinggi dalam mengambil suatu keputusan. Ketepatan dalam pengambilan keputusan dapat dipengaruhi oleh instrumen yang dipergunakan dan pengawasan yang ketat. Proses penerimaan siswa baru yang lebih selektif akan dapat memperoleh siswa yang lebih bermutu dari tingkat keterampilan berpikir alamiah, pengalaman, dan hasil belajar atau prestasi akademiknya. Jadi,proses penerimaan siswa baru
yang selektif dapat menumbuhkan motivasi berprestasi dan meningkatkan daya saing (kompetisi) siswa.

Sejalan dengan adanya pro dan kontra tentang penggunaan hasil UN sebagai dasar seleksi Penerimaan Siswa Baru (PSB), dan untuk lebih selektif dalam penerimaan siswa baru, disamping untuk memperoleh siswa yang lebih bermutu dari tingkat keterampilan berpikir alamiah, dan dapat menumbuhkan rasa motivasi berprestasi disamping juga meningkatkan daya saing (kompetisi) siswa, SMA unggul yang ada pada masing-masing kabupaten di Bali khususnya SMA Negeri 1 Singaraja sebagai salah satu Rintisan SekolahBertaraf Internasional menggunakan kombinasi nilai rapor(kelas VII dan VIII), Nilai UNSMP dan Nilai TPA (Tes Prestasi Akademik) yang penulis sebut Ujian Masuksebagai dasar seleksi PSB.

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah-masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama,apakah terdapat kontribusi skor UN SMP terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Singaraja kelas XII semester 1 tahun pelajaran 2009/2010?.Kedua,apakah terdapat kontribusi skorujian masuk terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Singaraja kelas XII semester 1 tahun pelajaran 2009/2010?. Ketiga,apakah terdapat kontribusi motivasi berprestasi terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Singaraja kelas XII semester 1 tahun pelajaran 2009/2010?.Keempat,apakah terdapat kontribusiskor UN SMP , skor ujian masuk dan motivasi berprestasi secara simultan terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Singarajakelas XII semester 1 tahun pelajaran 2009/2010?


.2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan (disain) expost factoatau non-experiment, yaitu tidak membuat perlakuan khusus terhadap siswa yang akan diteliti dan gejalanya secara wajar sudah ada di lapanganPenelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Singaraja, Jalan Pramuka No.4 Singaraja –Bali(Telp.0362 –22144, Faxs 0362-32193) .Sampel yang digunakan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah sebanyak 125 orang siswa, yang memiliki nilai lengkap dari data yang diteliti (nilai UN dan nilai TPA). Sampel ini cukup representatif dari jumlah siswa 201 Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, merupakan teknik penarikan sampel yang didasarkan pada ciri atau karakteristik (tujuan) yang ditetapkan oleh peneliti sebelumnya (Dantes,2007: 46).

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalahdata yang diperoleh melalui pencatatan dokumen yang sudah ada,yaitu data yang diperoleh secara resmi, internal. Pencatatan dokumen yang dimaksud adalahpencatatan hasil UN SMP tahun pelajaran 2006/2007, hasil ujian masuk tahun pelajaran 2007/2008,dan hasil belajar siswa kelas XII SMA Negeri 1 Singaraja tahun pelajaran 2009/2010. Data hasil pengukuran langsung dari responden berupa kuesioner motivasi berprestasi, yang merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan sejumlah pertanyaan ataupun pernyataan yang dijawab oleh rsponden.

Data yang telah dikumpulkan di analisis dengan menggunakan analisis regresi yang diawali dengan analisis hubungan antara masing-masing variabel dengan menggunakan analisis korelasi produk momen (analysis product moment).Analisis data dilakukan dengan mendeskripsikan masing-masing variabel, yaitu variabel hasil UN, variable ujian masuk, 8variabel motivasi berprestasi, dan motivasi hasil belajar. Analisis deskriptif dilakukan untukmencari mean(harga rerata),standar deviasi (simpangan baku), median, modus, distribusi frekuensi, pembuatan histogram skor hasil UN, ujian masuk, motivasi berprestasi, dan hasil belajar. Menurut Sudjana (2001;47), untuk menyusun daftar distribusi frekuensi dengan panjang kelas interval yang sama, dilakukan dengan cara Sturges.

Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan pada rumusan hipotesis di atas, terlebih dahulu dilakukan analisis data yang telah dikumpulkan. Dalam melakukan analisis data penelitian ini ada tiga tahapan yang dilalui,yaitu (1) tahap deskripsi data, (2) tahap pengujian persyaratan analisis, dan (3) tahap pengujian hipotesis.

Data yang diperoleh dideskripsikan menurut masing-masing variabel, yaitu hasil UN SMP, skor ujian masuk, skor motivasi berprestasi, dan skor hasil belajar SMA Negeri 1 Singaraja kelas XII Semester 1 tahun pelajaran 2009/2010. Pada tahap analisis deskriptif, dicari harga rerata (M), stándar deviasi (SD), modus (Mo) dan median (Me) setiap variabel yang diteliti. Untuk mencari harga-harga yang diperlukan akan dibuat terlebih dahulu tabel distribusi frekuensi dan histogram untuk setiap variable penelitian. Tabel tersebut dibuat dengan cara membuat kelas interval dengan aturan Sturges (Sujana,1996:47).Untuk melihat kecenderungan setiap variabel, rata-rata skor ideal semua subjek penelitian dibandingkan dengan rata-rata kenyataa






3.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan pengolahan data dengan analisis deskriptif, ditemukan hasil seperti terlihat dalam tabel 01.

Tabel 01Rangkuman Statistik dari Variabel Hasil UN SMP (X1), Ujian Masuk (X2), Motivasi Berprestasi (X3), dan Hasil Belajar Siswa kelas XII semester 1 Tahun Pelajaran 2009/2010 SMA Negeri 1 Singaraja (Y)
Variabe
lStatistik
X1
X2
X3
Y
Mean

88,92

58,23

224,10

88,36

Median

89,33
58,63

225

88,33










Mode

89,57

60,04

225

88,33

Std. Deviation

3,69

3,88

12,78

1,43

Variance

13,65

15,06

163,30

2,03

Range

18,9

21,64

49

8

Minimum

77,1

49,4

198

84,83

Maximum

96

71,04

247

92,83

Jumlah

11115,18

7278,71

28013

11044,85


Dari data tersebut diperoleh data hasil UN.Skor tertinggi yang dicapai adalah 96 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai yaitu 100, sedangkan skor terendah yang dicapai adalah 77,1 , dari skor terendah yang mungkin dicapai adalah 0.

Secara umum,rata-rata skor hasil UN SMP siswa kelas XII SMA Negeri 1 Singaraja tahun pelajaran 2009/2010 diperolehsebesar 88,92, dengan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 3,69.Hasil ini menunjukkan bahwa kecenderungan hasil UN SMP siswa SMA Negeri 1 Singaraja termasuk kategori sangat baik. Secara rinci dapat dideskripsikan bahwa hasil UN SMP siswa kelas XII SMA Negeri 1 Singaraja kategori sangat baik sebanyak 125 orang (100 %), kategori baik, kategori cukup baik, kategori kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0 %).

Data skor ujian masuk ke SMA diperoleh skor tertinggi yang dicapai adalah 71,04 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai yaitu 100, sedangkan skor terendah yang dicapai adalah 49,40 dari skor terendah yang mungkin dicapai adalah0 .Secara umum rata-rata skor ujian masuk ke SMA diperoleh sebesar 58,23 dengan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 3,88 Hasil ini menunjukkan bahwa kecenderungan skor ujian masuk ke SMA termasuk kategori sangat baik Secara rinci dapat dideskripsikan bahwa hasil skor ujian masuk ke SMA kategori sangat baik sebanyak 67 orang (53,60 %), kategori cukup baik sebanyak 58 orang (46,40 %), kategori baik , kategori kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0 %).

Skor motivasi berprestasi yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap responden menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai responden adalah 247 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai yaitu 260,sedangkan skor terendah yang dicapai responden adalah 198 dari skor terendah yang mungkin dicapai yaitu 52.

Secara umum rata-rata skor motivasi berprestasi diperoleh sebesar 224,10 dengan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 12,78 Hasil ini menunjukkan bahwa kecenderunganskor ujian masuk ke SMA termasuk kategori sangat baik Secara rinci dapat dideskripsikan bahwa hasil skor motivasi berprestasi kategori sangat baik sebanyak 112 orang (89,60 %),kategori baik sebanyak 13 orang (10,40 %), kategori cukup baik, kategori kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0 %).

Dari data hasil belajar diperoleh skor tertinggi yang dicapai adalah 92,83 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai yaitu 100, sedangkan skor terendah yang dicapai adalah 84,83 dari skor terendah yang mungkin dicapai adalah 0.

Secara umum rata-rata skor hasil belajar diperoleh sebesar 88,36 dengan simpangan baku(standar deviasi) sebesar 1,43. Secara rinci dapat dideskripsikan bahwa hasil skor ujian masuk ke SMA kategori sangat baik sebanyak 125 orang (100 %), kategori baik, kategori cukup baik, kategori kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0 %)

Untuk keperluan persyaratan analisis telah dilakukan uji persyaratan
analisis yang meliputi, uji normalitas, uji linieritas, uji multikolinieritas, uji homogenitas, dan uji autokorelasi.

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah penyimpangan yang terjadi di dalam pengukuran terhadap sampel masih berada dalam batas-batas kewajaran. Uji normalitas sebaran data dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov.Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 10.0 for Windows semua skor variable berdistribusi normal (p > 0,05).

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel terikat dengan masing-masing variabel bebas. Pedoman untuk melihat kelinieran adalah dengan mengkaji lajur dev from linieritydari modus means, sedangkan untuk melihat keberartian arah regresi nya berpedoman pada lajur linierity.

Hasilnya menunjukkan bahwa untuk F linierity dengan sig.0,00<0,05 dan untuk Dev.from liinierity dengan sig>0,05. Dengan demikian,dapat disimpulkan bahwa hubungan antara masing-masing variabel bebas dan variabel terikat mempunyai hubungan yang linier.

Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup tinggi atau tidak antara variabel bebas. Jika terdapat hubungan yang cukup tinggi , berarti ada aspek yang sama diukur pada variabel bebas. Hal ini tidak layak digunakan untuk menentukan kontribusi secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat. Teknik yang digunakan untuk mencari multikolinieritas adalah dengan menggunakan modul 11regresi linier dari program SPSS 10for windows. Kriteria yang digunakan untuk uji multikolinieritas adalah mempunyai nilai VIF(variance inflation faktor) di sekitar angka 1
atau mempunyai nilai toleransi mendekati 1.Hasilnya menunjukkan bahwa besaran angka
toleransi mendekati 1 dan VIF berada disekitar 1. Jadi,dapat disimpulkan bahwa dalam hubungan antara variabel bebas tidak terdapat masalah multikolinieritas.

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui homogenitas antara kelompok data variabel terikat danmasing-masing variabel bebas. Teknik yang digunakan untuk mencari heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan model regresi linier. Kriteria keputusan adalah: a) jika pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk suatu pola teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) terjadi heterokedastisitas. Ternyata data terkonsentrasi di sekitar 0, dan tidak terdapat pola tertentu. Dengan demikian disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heterokedastisitas.

Uji autokorelasi terjadi dalam regresi apabila dua error et-1 dan et .tidak independen atau C(et-1, et) ¹ 0.Autokorelasi biasanya terjadi apabila pengukuran variabel dilakukan dalam interval waktu tertentu.Hasil yang tampak dari uji autokorelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 02 HasilUji Autokorelasi dengan Durbin Watson.

Model

R

R Kuadrat


R Kuadrat yang
disesuaikan
Standar
Kesalahan


Koefisien
Durbin -
Watson

1
0,818
0,669
0,660
0,8314
1,875

Ternyata koefisien Durbin –Watson besarnya 1, 875 mendekati 2. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam regresi antara variabel bebas X1dengan X2 dan X3 terhadap Y tidak terjadi autokorelasi.
Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berdasarkan analisis data dengan teknik regresi dan korelasi diperoleh hasil seperti pada tabel 03.


Tabel 03 Korelasi Product Moment Antara Variabel
No.

Korelasi antara variabel
r hitung

r tabel pada
taraf signifikansi
5%

Keterangan

1

X1–X2

0,445
0,176

signifikan

2
X1–X3

0,473

0,176

signifikan

3

X1–Y

0,646

0,176

signifikan

4

X2–X3

0,362
0,176

signifikan

5

X2–Y

0,635

0,176

Signifikan
6

X3 –Y
0,645

0,176

signifikan



Berdasarkan hasil analisis masing-masing data di atas r hit. > r.tab, Ho ditolak dan Ha diterima, berarti variabel yang satu dengan variabel lainnya berkorelasi positif yang signifikan.





4.PENUTUP



Berdasarkan analisis dan pembahasan seperti yang telah diuraikan kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut.

(1)Hasil UN SMP tergolong kategori sangat baik yakni sebesar 88,92 , pada rentangan 75 s.d.100. dengan jumlah 125 orang ( 100 % ). (2)Skor ujian masuk tergolong kategori cukup baik yakni sebesar 58,23, pada rentangan 75 sd 100 dengan jumlah 67 orang (53,60%) sangat baik, dan 58 orang (46,60%) cukup baik.(3)Skor motivasi berprestasi tergolong kategori sangat baik yakni sebesar 224,10, pada rentangan 208 sd 260 dengan jumlah 112 orang (89,60%) sangat baik, dan 13 orang (10,40%) baik.(4)Hasil belajar tergolong sangat baik yakni sebesar 88,36, pada rentangan 75 s.d.100, dengan jumlah 125 orang (100%).(5)Pengujian normalitas sebaran data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov –Smirnov(Lilifors Significance Correction) pada hasil UN, skor ujian masuk, skor motivasi berprestasi dan hasil belajar. Perhitungan normalitas dengan menggunakan program SPSS 10.0 for windows diperoleh hasil bahwa semua variabel berdistribusi normal karena harga sig. pada Kolmogorov –Smirnov(a) > 0,05.(6).Ujilinieritas garis regresi dilakukan dengan menggunakan uji F dengan bantuan program SPSS 10.0 for windows.
Hasil pengujian menunjukkan F Deviation from linierity dengan sig. 0,05. Dengan demikian, korelasi variabel hasil UN, ujian masuk, motivasi berprestasi, dan hasil belajar menunjukkan korelasi linieritas keberartian garis regresi. (7). Uji mulltikolinieritas menggunakan korelasi product moment antara sesama variabel bebas. Kaidah yang digunakan untuk menyatakan kolinier tidaknya antara sesama variabel bebas adalah harga r. Penelitian ini menunjukkan harga (r xy) kurang dari 0,800, ini berarti sesama variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas.(8)Uji heterokedastisitas dengan menggunakan regresi linier dilakukan untuk mengetahui homogenitas antara variabel terikat dan masing-masing variabel bebas. Ternyata data terkonsentrasi di sekitar 0, dan tidak terdapat pola tertentu. Dengan demikian,dalam penelitian disimpulkan tidak terjadi masalah heterokedastisitas.(9)Uji autokerelasi, ternyata koefisien Durbin Watson besarnya 1,875, mendekati 2, sehingga dapat disimpulkan bahwa 13dalam regresi antara variabel bebas X1, X2, X3terhadap Y tidak terjadi autokorelasi. (10)Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara hasil UN terhadap hasil belajar, dengan kontribusi sebesar 41,8%.(11) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara skor ujian masuk terhadap hasil belajar, dengan kontribusi sebesar 40,3%.(12)Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motvasi berprestasi terhadap hasil belajar, dengan kontribusi sebesar 41,7%.(13) Secara bersana-sama terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara hasil UN, skor ujian masuk, dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar, dengan kontribusi sebesar 66,9 %.(14) Penelitian ini juga membuktikan besarnya sumbangan efektif masing-masing variabel bebas X1 sebesar 20,10 %, X2 sebesar 23,17 %, dan X3sebesar 23,66 %.(15)Penelitian ini juga membuktikan bahwa berdasarkan besarnya koefisien korelasi parsial, ternyata kekuatan hubungan ketiga variabel bebas dengan variabel terikat sebagai berikut: terdapat korelasi positif dan signifikan antara variabel hasil UN SMP (X1) terhadap hasil belajar ( r1y -23) dengan determinasi parsial sebesar 69 %, skor ujian masuk (X2) terhadap hasil belajar (Y), (r2y -13) dengan determinasi parsial sebesar 77,2 %, motivasi berprestasi (X3) terhadap hasil belajar (Y), ( r3y -12 ) dengan determinasi parsial 74,7 %.

Berdasarkan temuan hasil penelitian diatas, implikasinya adalah bahwa siswa SMA pada umumnya dan siswa SMA Negeri 1 Singaraja pada khususnya hendaknya selalu meningkatkan hasil UN, skor ujian masuk dan motivasi berprestasi, sebab semakin tinggi nilai hasil UN, ujian masuk,dan motivasi berprestasi, baik secara sendiri-sendiri maupun secara simultan akan dapat memberi determinasi terhadap hasil belajarnya.


DAFTAR PUSTAKA


Candiasa, I Made. 2007. Statistik Multivariat Disertai Petunjuk Analisis dengan SPSS, Singaraja:Universitas Pendidikan Ganesha.

Dantes, Nyoman. 2007. Metodologi Penelitian untuk Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora, Singaraja: Universitas Pendidikan Ghanesa..

Dantes, Nyoman. 2010. Menakar Kualitas Pendidikan Indonesia, Singaraja: Universitas Pendidikan Ghanesa.

Darta, I Nyoman. 2009.Studi Evaluasi Pelaksanaan Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMA Negeri 1 Singaraja, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,

Dinas Pendidikan –Panitia Penerimaan Siswa Baru SMA Negeri 1 Singaraja Tahun Pelajaran 2007/2008.Laporan Panitia Penerimaan Siswa Baru Melalui Jalur Prestasi Akademik Dan Jalur Tes Prestasi Akademik Tahun Pelajaran 2007/2008. Pemerintah Kabupaten Buleleng.

Depdiknas RI.2005.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi

Depdiknas, 2008. Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional (R –SMA –BI).Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas

Depdiknas, 2008. Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidkan Dasar dDan Menengah.

Djemari Mardapi, 2007. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. Jogjakarta: Mitra Cendekia Press.
Khaerudin, 2009. ”UN Meningkatkan Mutu Pendidikan Kita?” Dalam Artikel Pendidikan (hal 55-56)

Koyan, Wayan. 2007. Statistika Terapan (Teknik Analisis Data Kuantitatif), Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Marhaeni, AAIN & Budi Adnyana, 2007. Asesmen Berbasis Kelas untuk Pemahaman Proses dan Hasil Belajar, Singaraja:Universitas Pendidikan Ganesha.
Mendiknas,”Mutu Pendidikan Meningkat”http//www.defkominfo.go.id/2009/05/27/mendiknas-mutu-pendidikan-meningkat/

Punia I Made, Determinasi hasil UN, Nilai Rapor Dan Keterampilan Berpikir Kritis
Terhadap Hasil belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tegallalang Tahun
2008/2009.Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, 2009.

Redaksi Fokus Media, 2006.Standar Nasional Pendidikan (SNP).Jakarta: ASA Mandiri.

Ruslan,Abdul Gani, 1994. Ciri Khas Anak Jenius. Bandung : Angkasa.

Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional), 2006: Fokusmedia
Soedijarto H, “Benarkah Ujian Nasional Dapat Mempengaruhi Peningkatan Mutu Pendidikan Dan Etos Kerja?” http//www.kompas.com/kompas-cetak/0502/28/Didaktika/1579467.htm

Suarni, Ni Ketut, 2004. Meningkatkan Motivasi Berprestasi Siswa Sekolah Menengah Umum di Bali dengan Strategi Pengolahan Diri Model Yates, (Studi Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas I SMU Di Bali), Universitas Gajah Mada,

Sudarwan Danim, 2005.Visi Baru Manajemen Sekolah dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik, Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Sugiyono, 2008. Statistika untuk Penelitian.Bandung:CV ALFABETA.

Sumarna Surapranata, 2004, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes,Bandunng: PT.Remaja Rosdakarya.

Sumaratih, Ni Nengah, 2006. Pengaruh Asesmen Portofolio terhadap Kemampuan Melaksanakan Tes Naratif (Eksperimen Pada Siswa SMA Negeri 1 Singaraja Tahun 2005-2006).IKIP Negeri Singaraja,

Tim Pengembang Kurikulum –SMA Negeri 1 Singaraja, 2009. Kurikulum SMA Negeri 1 Singaraja Tahun Pelajaran 2009/2010. Singaraja: SMA Negeri 1 Singaraja.

Yatim Riyanto. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya:SIC