ANALISIS PREDIKTIF SKOR UN, UJIAN MASUK
DAN
MOTIVASI BERPRESTASI
TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 SINGARAJA
TAHUN PELAJARAN 2009–2010
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui
kontribusi hasil UN, ujian masuk, motivasi berprestasi terhadap hasil belajar,
baik secara tersendiri maupun secara simultan pada siswa
SMA Negeri 1 Singaraja kelas XII
semester 1 tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian ini
dirancang dalam desain dengan teknik
korelasional ex post facto, dengan metode kuantitatif yang melibatkan 125 orang
siswa sebagai sampel penelitian dari 201 orang siswa SMA Negeri 1 Singaraja
kelas XII, yang memiliki nilai TPA. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
purposive sampling
Data skor UN, ujian masuk, dan hasil
belajar diambil dari dokumen se
kolah. Sementara itu, data motivasi
berprestasi dikumpulkan dengan angket yang dikembangkan sendiri. Validitas dan
reliabilitas angket sudah teruji. Analisis data dilakukan dengan korelasi
product moment dan dilanjutkan dengan analisis regresi sederhana, regresi
ganda, dan korelasi parsial.
Untuk pengujian hipotesis, terlebih
dahulu dilakukan uji prasarat analisis, yaitu uji normalitas sebaran data,
linieritas, multikolinieritas, heterokedastisitas, dan auto korelasi.
Hasil analisis adalah sebagai
berikut: (1) terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara skor UN SMP
dan hasil belajar siswa dengan sumbangan efektif sebesar 20,10 % ,(2) terdapat
kontribusi yang positif dan signifikan antara skor ujian masuk dan hasil
belajar siswa, dengan sumbangan efektif sebesar 23,17%; (3) terdapat kontribusi
yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa
dengan sumbangan efektif sebesar 23,66 %; dan (4) terdapat kontribusi yang
positif dan signifikan antara skor UN SMP, skor ujian masuk, dan motivasi
berprestasi secara simultan terhadap hasil belajar siswa dengan kontribusi
sebesar 66,9%.
Kata kunci:skor UN, ujian masuk
,motivasi berprestasi, dan hasil belajar
1.PENDAHULUAN
Pemerintah melakukan berbagai upaya
dalam memperbaiki sistem pendidikan di negara kita untuk terwujudnya
pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas Usaha tersebut menyangkut
perbaikan metode pengajaran, pengembangan dan perbaikan kurikulum, sarana
prasarana, administrasi, mutu pendidikan, sistem evaluasi,pengembangan dan
pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan
lainnya.Perbaikan-perbaikan tersebut dilakukan dalam rangka menghasilkan
lulusan yang memenuhi amanat Garis-garis Besar Haluan Negara, yaitu manusia
pembangunan yang cakap, terampil, dan Pancasilais.
Indikator yang menunjukkan rendahnya
mutu pendidikan di Indonesia dikemukakanjuga oleh United Nation Education
Scientific, and Culture Organization (UNESCO), yang menyatakan bahwa pada tahun
2007 peringkat Indonesia dalam bidang pendidikan adalah ke-62 diantara 130
negara di dunia dengan Education Development Index (EDI) adalah 0,935 dan
Brunei Darussalam adalah 0,965(Dantes,2010:3).
Terkait dengan rendahnya mutu
pendidikan tersebutpemerintah terusberupaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan nasional. Sejalan dengan hal itu, pemerintah bersama Dewan
Perwakilan Rakyat telah menetapkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan dasar hukum penyelenggaraan dan
reformasi sistem pendidikan nasional. Undang-undang tersebut memuat visi, misi,
fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, serta strategi pembangunan pendidikan
nasional untuk mewujudkanpendidikan yang bermutu, relevan dengan kebutuhan
masyarakat, berdaya saing dalam kehidupan global.
Dalam rangka mewujudkan visi dan
menjalankan misi pendidikan nasional, diperlukan suatu acuan dasar bagi setiap
penyelenggaraan delapan satuanunsur pendidikan. Dalam kaitan ini, kriteria penyelenggaraan
pendidikan dijadikan pedoman untuk mewujudkan (1) pendidikan yang berisi muatan
yang seimbang dan holistik; (2) proses pembelajaran yang demokratis, mendidik, memotivasi,
mendorong kreativitas, dan dialogis; (3) hasil pendidikan yang bermutu dan
terukur; (4) berkembangnya profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan;
(5) tersedianya sarana dan prasarana belajar yang memungkinkan berkembangnya
potensi peserta didik secara optimal; (6) berkembangnya pengelolaan pendidikan
yang memberdayakan satuan pendidikan; dan (7)terlaksananya evaluasi,
akreditasi, dan sertifikasi yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan
secara berkelanjutan (Depdiknas 2006).
Peningkatan mutu pendidikantetap
menjadi acuan kita semua. Beragam pandangan masyarakat menilai tentang mutu
pendidikan.Hal ini sudah tentu disebabkan oleh latarbelakang pemikiran yang berbeda,
status sosial ekonomi, dan budaya disekitar kita. Ada yang memandang pendidikan
yang bermutu dilihat dari gedung sekolah yang megah, dengan segala fasilitas
dan peralatan yang canggih, dan siswanya adalah anak-anak orang berada. Disisi
lain para ilmuwan memandang mutu pendidikan dilihat dari siswanya yang banyak
berhasil di ajang lomba, atau olimpiade ditingkat nasional, regional maupun
internasional, sehingga kedepan menghasilkan alumni yang sukses dalam karier.
Sekolah-sekolah asing banyak juga bermunculan, sehingga ada yang memandang sekolah
yang bermutu adalah sekolah yang memberikan bahasa asing bagi siswa-siswanya.
Sisi ekstrakurikuler juga menjadi penilaian dari orang-orang yang berduit;dianggapnya
pendidikan yang bermutu itu adalah dengan membayar uang sekolah
setinggi-tingginya,sehingga dapat membiayai segala kegiatan ekstrakurikuler.
Padatahun 2009 ini banyak bermunculan berbagai predikat lembaga pendidikan sekolah yang semuanya
mengacu atau mengarah kepada keinginan menunjukkan pendidikan yang bermutu,
seperti sekolah plus, sekolah unggulan, kelas unggulan, sekolah nasional
berwawasan internasional, sekolah berwawasan internasional, sekolah alam, boarding
school, danfull day school.
Mutu masukan dapat dilihat dari
beberapa sisi. Pertama, kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia,
seperti kepala sekolah, guru, laboran, staf tata usaha, dan siswa. Kedua,
terpenuhi atau tidaknya kriteria masukan material berupa alat peraga, buku-buku,
kurikulum, prasarana, sarana sekolah, dan lain-lain. Ketiga, terpenuhi atau
tidaknya kriteria masukan yang berupa perangkat lunak, seperti peraturan,
struktur organisasi, deskripsi kerja. Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan
dan kebutuhan, seperti visi, motivasi, ketekunan,dan cita-cita.
Proses dalam hal ini adalah
bagaimana pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas,dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik, sehinggga dapat menghasilkan pendidikan yang bermutu
Dampak dari pendidikan yang bermutu adalah
mewujudkankan manusia pembangunan yang cakap, terampil, dan Pancasilais.Hasil
belajar (learning outcome) yang diharapkan setelah mereka tiba diperguruan
tinggi dapat mengikuti kegiatan akademik dengan menunjukkan berbagai prestasi. penyimpangan
dana, terutama terjadi di sekolah-sekolah daerah. (3) Campur tangan pemerintah
pusat masih dominan. (4) Orientasi sekolah hanya mengejar nilai. (5) Politisasi
nilai agar menjadi alat untuk mengangkat sekolah-sekolah negeri, supaya
terkesan berkualitas dengan menggunakan hasil ujian sebagai seleksi masuk
sekolah selanjutnya.
Nilai rapor sebagai dasar evaluasi
pendidikan yang dilaksanakan selama ini di sekolah belum juga dianggap
memberikan sumbangan untuk peningkatan kualitas pendidikan.Dengan adanya KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) sebagai kebijakan yang dapat membantu nilai
siswa, nilai yang diperoleh siswa yang berada dibawah standar ketuntasan akan
dapat diremidi satu sampai dua kali, dengan harapan nilai rapor dapat mencapai ketuntasan
minimal. Hal ini akan sangat membantu siswa sehingga nilai rapor mereka
memenuhi syarat naik kelas.
Sistem evaluasi seperti ini masih
juga dianggap ada sisi kelemahannya, sehingga dianggap belum tepat, atau
pelaksanaannya belum seperti yang diharapkan. Pemerintahpun terus berusaha
untuk memantau perkembangan kualitas penddidikan, melalui pelaksanaan
kurikulum, dan memantau kinerja guru.
Saat ini alat yang paling sering
dipergunakan dalam sistem perekrutan siswa baru adalah penggabungan nilai UN,
rapor dan hasil tes.Keuntungan caraseleksi ini adalah dari segi efesiensi dan
produktifitasnya yang tinggi dalam mengambil suatu keputusan. Ketepatan dalam
pengambilan keputusan dapat dipengaruhi oleh instrumen yang dipergunakan dan
pengawasan yang ketat. Proses penerimaan siswa baru yang lebih selektif akan dapat
memperoleh siswa yang lebih bermutu dari tingkat keterampilan berpikir alamiah,
pengalaman, dan hasil belajar atau prestasi akademiknya. Jadi,proses penerimaan
siswa baru
yang selektif dapat menumbuhkan
motivasi berprestasi dan meningkatkan daya saing (kompetisi) siswa.
Sejalan dengan adanya pro dan kontra
tentang penggunaan hasil UN sebagai dasar seleksi Penerimaan Siswa Baru (PSB), dan
untuk lebih selektif dalam penerimaan siswa baru, disamping untuk memperoleh
siswa yang lebih bermutu dari tingkat keterampilan berpikir alamiah, dan dapat menumbuhkan
rasa motivasi berprestasi disamping juga meningkatkan daya saing (kompetisi) siswa,
SMA unggul yang ada pada masing-masing kabupaten di Bali khususnya SMA Negeri 1
Singaraja sebagai salah satu Rintisan SekolahBertaraf Internasional menggunakan
kombinasi nilai rapor(kelas VII dan VIII), Nilai UNSMP dan Nilai TPA (Tes
Prestasi Akademik) yang penulis sebut Ujian Masuksebagai dasar seleksi PSB.
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat
dirumuskan masalah-masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Pertama,apakah terdapat kontribusi skor UN SMP terhadap hasil belajar siswa SMA
Negeri 1 Singaraja kelas XII semester 1 tahun pelajaran 2009/2010?.Kedua,apakah
terdapat kontribusi skorujian masuk terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 1
Singaraja kelas XII semester 1 tahun pelajaran 2009/2010?. Ketiga,apakah
terdapat kontribusi motivasi berprestasi terhadap hasil belajar siswa SMA
Negeri 1 Singaraja kelas XII semester 1 tahun pelajaran 2009/2010?.Keempat,apakah
terdapat kontribusiskor UN SMP , skor ujian masuk dan motivasi berprestasi
secara simultan terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Singarajakelas XII
semester 1 tahun pelajaran 2009/2010?
.2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
pendekatan (disain) expost factoatau non-experiment, yaitu tidak membuat
perlakuan khusus terhadap siswa yang akan diteliti dan gejalanya secara wajar
sudah ada di lapanganPenelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Singaraja, Jalan
Pramuka No.4 Singaraja –Bali(Telp.0362 –22144, Faxs 0362-32193) .Sampel yang
digunakan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah sebanyak 125 orang
siswa, yang memiliki nilai lengkap dari data yang diteliti (nilai UN dan nilai
TPA). Sampel ini cukup representatif dari jumlah siswa 201 Teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling, merupakan teknik penarikan sampel yang
didasarkan pada ciri atau karakteristik (tujuan) yang ditetapkan oleh peneliti
sebelumnya (Dantes,2007: 46).
Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini adalahdata yang diperoleh melalui pencatatan dokumen yang sudah
ada,yaitu data yang diperoleh secara resmi, internal. Pencatatan dokumen yang
dimaksud adalahpencatatan hasil UN SMP tahun pelajaran 2006/2007, hasil ujian
masuk tahun pelajaran 2007/2008,dan hasil belajar siswa kelas XII SMA Negeri 1
Singaraja tahun pelajaran 2009/2010. Data hasil pengukuran langsung dari
responden berupa kuesioner motivasi berprestasi, yang merupakan teknik
pengumpulan data dengan cara menyebarkan sejumlah pertanyaan ataupun pernyataan
yang dijawab oleh rsponden.
Data yang telah dikumpulkan di
analisis dengan menggunakan analisis regresi yang diawali dengan analisis
hubungan antara masing-masing variabel dengan menggunakan analisis korelasi
produk momen (analysis product moment).Analisis data dilakukan dengan
mendeskripsikan masing-masing variabel, yaitu variabel hasil UN, variable ujian
masuk, 8variabel motivasi berprestasi, dan motivasi hasil
belajar. Analisis deskriptif dilakukan untukmencari mean(harga rerata),standar
deviasi (simpangan baku), median, modus, distribusi frekuensi, pembuatan
histogram skor hasil UN, ujian masuk, motivasi berprestasi, dan hasil belajar. Menurut
Sudjana (2001;47), untuk menyusun daftar distribusi frekuensi dengan panjang
kelas interval yang sama, dilakukan dengan cara Sturges.
Untuk menguji hipotesis yang telah
dirumuskan pada rumusan hipotesis di atas, terlebih dahulu dilakukan analisis
data yang telah dikumpulkan. Dalam melakukan analisis data penelitian ini ada
tiga tahapan yang dilalui,yaitu (1) tahap deskripsi data, (2) tahap pengujian
persyaratan analisis, dan (3) tahap pengujian hipotesis.
Data yang diperoleh dideskripsikan
menurut masing-masing variabel, yaitu hasil UN SMP, skor ujian masuk, skor
motivasi berprestasi, dan skor hasil belajar SMA Negeri 1 Singaraja kelas XII
Semester 1 tahun pelajaran 2009/2010. Pada tahap analisis deskriptif, dicari
harga rerata (M), stándar deviasi (SD), modus (Mo) dan median (Me) setiap
variabel yang diteliti. Untuk mencari harga-harga yang diperlukan akan dibuat
terlebih dahulu tabel distribusi frekuensi dan histogram untuk setiap variable penelitian.
Tabel tersebut dibuat dengan cara membuat kelas interval dengan aturan Sturges (Sujana,1996:47).Untuk
melihat kecenderungan setiap variabel, rata-rata skor ideal semua subjek penelitian
dibandingkan dengan rata-rata kenyataa
3.HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pengolahan data dengan
analisis deskriptif, ditemukan hasil seperti terlihat dalam tabel 01.
Tabel 01Rangkuman Statistik dari Variabel Hasil UN SMP (X1), Ujian Masuk
(X2), Motivasi Berprestasi
(X3), dan Hasil
Belajar Siswa kelas XII semester 1 Tahun Pelajaran 2009/2010 SMA Negeri 1
Singaraja (Y)
Variabe
lStatistik
|
X1
|
X2
|
X3
|
Y
|
Mean
|
88,92
|
58,23
|
224,10
|
88,36
|
Median
|
89,33
|
58,63
|
225
|
88,33
|
|
|
|
|
|
Mode
|
89,57
|
60,04
|
225
|
88,33
|
Std. Deviation
|
3,69
|
3,88
|
12,78
|
1,43
|
Variance
|
13,65
|
15,06
|
163,30
|
2,03
|
Range
|
18,9
|
21,64
|
49
|
8
|
Minimum
|
77,1
|
49,4
|
198
|
84,83
|
Maximum
|
96
|
71,04
|
247
|
92,83
|
Jumlah
|
11115,18
|
7278,71
|
28013
|
11044,85
|
Dari data tersebut diperoleh data
hasil UN.Skor tertinggi yang dicapai adalah 96 dari skor tertinggi yang mungkin
dicapai yaitu 100, sedangkan skor terendah yang dicapai adalah 77,1 , dari skor
terendah yang mungkin dicapai adalah 0.
Secara umum,rata-rata skor hasil UN
SMP siswa kelas XII SMA Negeri 1 Singaraja tahun pelajaran 2009/2010 diperolehsebesar
88,92, dengan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 3,69.Hasil ini
menunjukkan bahwa kecenderungan hasil UN SMP siswa SMA Negeri 1 Singaraja
termasuk kategori sangat baik. Secara rinci dapat dideskripsikan bahwa hasil UN
SMP siswa kelas XII SMA Negeri 1 Singaraja kategori sangat baik sebanyak 125 orang
(100 %), kategori baik, kategori cukup baik, kategori kurang baik dan sangat kurang
baik tidak ada (0 %).
Data skor ujian masuk ke SMA
diperoleh skor tertinggi yang dicapai adalah 71,04 dari skor tertinggi yang
mungkin dicapai yaitu 100, sedangkan skor terendah yang dicapai adalah 49,40
dari skor terendah yang mungkin dicapai adalah0 .Secara umum rata-rata skor
ujian masuk ke SMA diperoleh sebesar 58,23 dengan simpangan baku (standar deviasi)
sebesar 3,88 Hasil ini menunjukkan bahwa kecenderungan skor ujian masuk ke SMA
termasuk kategori sangat baik Secara rinci dapat dideskripsikan bahwa hasil skor
ujian masuk ke SMA kategori sangat baik sebanyak 67 orang (53,60 %), kategori
cukup baik sebanyak 58 orang (46,40 %), kategori baik , kategori kurang baik
dan sangat kurang baik tidak ada (0 %).
Skor motivasi berprestasi yang diperoleh
dari hasil pengukuran terhadap responden menunjukkan bahwa skor tertinggi yang
dicapai responden adalah 247 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai yaitu
260,sedangkan skor terendah yang dicapai responden adalah 198 dari skor
terendah yang mungkin dicapai yaitu 52.
Secara umum rata-rata skor motivasi
berprestasi diperoleh sebesar 224,10 dengan simpangan baku (standar deviasi)
sebesar 12,78 Hasil ini menunjukkan bahwa kecenderunganskor ujian masuk ke SMA
termasuk kategori sangat baik Secara rinci dapat dideskripsikan bahwa hasil
skor motivasi berprestasi kategori sangat baik sebanyak 112 orang (89,60
%),kategori baik sebanyak 13 orang (10,40 %), kategori cukup baik, kategori
kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0 %).
Dari data hasil belajar diperoleh
skor tertinggi yang dicapai adalah 92,83 dari skor tertinggi yang mungkin
dicapai yaitu 100, sedangkan skor terendah yang dicapai adalah 84,83 dari skor
terendah yang mungkin dicapai adalah 0.
Secara umum rata-rata skor hasil
belajar diperoleh sebesar 88,36 dengan simpangan baku(standar deviasi) sebesar
1,43. Secara rinci dapat dideskripsikan bahwa hasil skor ujian masuk ke SMA
kategori sangat baik sebanyak 125 orang (100 %), kategori baik, kategori cukup
baik, kategori kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0 %)
Untuk keperluan persyaratan analisis
telah dilakukan uji persyaratan
analisis yang meliputi, uji
normalitas, uji linieritas, uji multikolinieritas, uji homogenitas, dan uji
autokorelasi.
Uji normalitas dilakukan untuk
menguji apakah penyimpangan yang terjadi di dalam pengukuran terhadap sampel
masih berada dalam batas-batas kewajaran. Uji normalitas sebaran data dilakukan
dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov.Dari hasil perhitungan dengan
menggunakan program SPSS 10.0 for Windows semua skor variable berdistribusi
normal (p > 0,05).
Uji linieritas dilakukan untuk
mengetahui bentuk hubungan antara variabel terikat dengan masing-masing
variabel bebas. Pedoman untuk melihat kelinieran adalah dengan mengkaji lajur
dev from linieritydari modus means, sedangkan untuk melihat keberartian arah
regresi nya berpedoman pada lajur linierity.
Hasilnya menunjukkan bahwa untuk F
linierity dengan sig.0,00<0,05 dan untuk Dev.from liinierity dengan
sig>0,05. Dengan demikian,dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
masing-masing variabel bebas dan variabel terikat mempunyai hubungan yang
linier.
Uji multikolinieritas dimaksudkan
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup tinggi atau tidak antara
variabel bebas. Jika terdapat hubungan yang cukup tinggi , berarti ada aspek
yang sama diukur pada variabel bebas. Hal ini tidak layak digunakan untuk
menentukan kontribusi secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel
terikat. Teknik yang digunakan untuk mencari multikolinieritas adalah dengan
menggunakan modul 11regresi linier dari program SPSS 10for
windows. Kriteria yang digunakan untuk uji multikolinieritas adalah mempunyai
nilai VIF(variance inflation faktor) di sekitar angka 1
atau mempunyai nilai toleransi
mendekati 1.Hasilnya menunjukkan bahwa besaran angka
toleransi mendekati 1 dan VIF berada
disekitar 1. Jadi,dapat disimpulkan bahwa dalam hubungan antara variabel bebas
tidak terdapat masalah multikolinieritas.
Uji heteroskedastisitas dilakukan
untuk mengetahui homogenitas antara kelompok data variabel terikat
danmasing-masing variabel bebas. Teknik yang digunakan untuk mencari
heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan model regresi linier. Kriteria
keputusan adalah: a) jika pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk suatu
pola teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) terjadi
heterokedastisitas. Ternyata data terkonsentrasi di sekitar 0, dan tidak
terdapat pola tertentu. Dengan demikian disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
heterokedastisitas.
Uji autokorelasi terjadi dalam
regresi apabila dua error et-1 dan
et .tidak independen atau C(et-1, et) ¹ 0.Autokorelasi biasanya terjadi
apabila pengukuran variabel dilakukan dalam interval waktu tertentu.Hasil yang
tampak dari uji autokorelasi adalah sebagai berikut:
Tabel 02 HasilUji Autokorelasi dengan Durbin Watson.
Model
|
R
|
R Kuadrat
|
R Kuadrat yang
disesuaikan
|
Standar
Kesalahan
|
Koefisien
Durbin -
Watson
|
1
|
0,818
|
0,669
|
0,660
|
0,8314
|
1,875
|
Ternyata koefisien Durbin –Watson besarnya
1, 875 mendekati 2. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam regresi
antara variabel bebas X1dengan
X2 dan
X3 terhadap
Y tidak terjadi autokorelasi.
Uji hipotesis yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah berdasarkan analisis data dengan teknik regresi dan
korelasi diperoleh hasil seperti pada tabel 03.
Tabel 03 Korelasi Product Moment Antara Variabel
No.
|
Korelasi antara variabel
|
r hitung
|
r tabel pada
taraf signifikansi
5%
|
Keterangan
|
1
|
X1–X2
|
0,445
|
0,176
|
signifikan
|
2
|
X1–X3
|
0,473
|
0,176
|
signifikan
|
3
|
X1–Y
|
0,646
|
0,176
|
signifikan
|
4
|
X2–X3
|
0,362
|
0,176
|
signifikan
|
5
|
X2–Y
|
0,635
|
0,176
|
Signifikan
|
6
|
X3
–Y
|
0,645
|
0,176
|
signifikan
|
Berdasarkan hasil analisis
masing-masing data di atas r hit. > r.tab, Ho ditolak dan Ha diterima, berarti
variabel yang satu dengan variabel lainnya berkorelasi positif yang signifikan.
4.PENUTUP
Berdasarkan analisis dan pembahasan
seperti yang telah diuraikan kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai
berikut.
(1)Hasil UN SMP tergolong kategori
sangat baik yakni sebesar 88,92 , pada rentangan 75 s.d.100. dengan jumlah 125
orang ( 100 % ). (2)Skor ujian masuk tergolong kategori cukup baik yakni
sebesar 58,23, pada rentangan 75 sd 100 dengan jumlah 67 orang (53,60%) sangat
baik, dan 58 orang (46,60%) cukup baik.(3)Skor motivasi berprestasi tergolong
kategori sangat baik yakni sebesar 224,10, pada rentangan 208 sd 260 dengan
jumlah 112 orang (89,60%) sangat baik, dan 13 orang (10,40%) baik.(4)Hasil
belajar tergolong sangat baik yakni sebesar 88,36, pada rentangan 75 s.d.100,
dengan jumlah 125 orang (100%).(5)Pengujian normalitas sebaran data dilakukan
dengan menggunakan uji Kolmogorov –Smirnov(Lilifors Significance Correction)
pada hasil UN, skor ujian masuk, skor motivasi berprestasi dan hasil belajar.
Perhitungan normalitas dengan menggunakan program SPSS 10.0 for windows diperoleh
hasil bahwa semua variabel berdistribusi normal karena harga sig. pada
Kolmogorov –Smirnov(a) > 0,05.(6).Ujilinieritas garis regresi dilakukan dengan
menggunakan uji F dengan bantuan program SPSS 10.0 for windows.
Hasil pengujian menunjukkan F
Deviation from linierity dengan sig. 0,05. Dengan demikian, korelasi variabel
hasil UN, ujian masuk, motivasi berprestasi, dan hasil belajar menunjukkan
korelasi linieritas keberartian garis regresi. (7). Uji mulltikolinieritas
menggunakan korelasi product moment antara sesama variabel bebas. Kaidah yang
digunakan untuk menyatakan kolinier tidaknya antara sesama variabel bebas
adalah harga r. Penelitian ini menunjukkan harga (r xy) kurang dari 0,800, ini berarti
sesama variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas.(8)Uji heterokedastisitas
dengan menggunakan regresi linier dilakukan untuk mengetahui homogenitas antara
variabel terikat dan masing-masing variabel bebas. Ternyata data terkonsentrasi
di sekitar 0, dan tidak terdapat pola tertentu. Dengan demikian,dalam penelitian
disimpulkan tidak terjadi masalah heterokedastisitas.(9)Uji autokerelasi,
ternyata koefisien Durbin Watson besarnya 1,875, mendekati 2, sehingga dapat
disimpulkan bahwa 13dalam regresi antara variabel bebas X1, X2, X3terhadap
Y tidak terjadi autokorelasi. (10)Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara hasil UN terhadap hasil
belajar, dengan kontribusi sebesar 41,8%.(11) Terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara skor ujian masuk terhadap hasil belajar, dengan
kontribusi sebesar 40,3%.(12)Terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara motvasi berprestasi terhadap hasil belajar, dengan kontribusi sebesar
41,7%.(13) Secara bersana-sama terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara hasil UN, skor ujian masuk, dan motivasi berprestasi terhadap hasil
belajar, dengan kontribusi sebesar 66,9 %.(14) Penelitian ini juga membuktikan
besarnya sumbangan efektif masing-masing variabel bebas X1 sebesar 20,10 %, X2 sebesar 23,17 %, dan X3sebesar 23,66 %.(15)Penelitian ini
juga membuktikan bahwa berdasarkan besarnya koefisien korelasi parsial, ternyata
kekuatan hubungan ketiga variabel bebas dengan variabel terikat sebagai
berikut: terdapat korelasi positif dan signifikan antara variabel hasil UN SMP (X1) terhadap hasil belajar ( r1y -23) dengan determinasi parsial sebesar
69 %, skor ujian masuk (X2)
terhadap hasil belajar (Y), (r2y -13) dengan determinasi parsial sebesar 77,2 %, motivasi
berprestasi (X3) terhadap
hasil belajar (Y), ( r3y -12 ) dengan determinasi parsial 74,7 %.
Berdasarkan temuan hasil penelitian
diatas, implikasinya adalah bahwa siswa SMA pada umumnya dan siswa SMA Negeri 1
Singaraja pada khususnya hendaknya selalu meningkatkan hasil UN, skor ujian
masuk dan motivasi berprestasi, sebab semakin tinggi nilai hasil UN, ujian
masuk,dan motivasi berprestasi, baik secara sendiri-sendiri maupun secara
simultan akan dapat memberi determinasi terhadap hasil belajarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Candiasa, I Made. 2007. Statistik
Multivariat Disertai Petunjuk Analisis dengan SPSS, Singaraja:Universitas
Pendidikan Ganesha.
Dantes, Nyoman. 2007. Metodologi
Penelitian untuk Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora, Singaraja: Universitas Pendidikan
Ghanesa..
Dantes, Nyoman. 2010. Menakar
Kualitas Pendidikan Indonesia, Singaraja: Universitas Pendidikan Ghanesa.
Darta, I Nyoman. 2009.Studi Evaluasi
Pelaksanaan Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMA Negeri 1
Singaraja, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,
Dinas Pendidikan –Panitia Penerimaan
Siswa Baru SMA Negeri 1 Singaraja Tahun Pelajaran 2007/2008.Laporan Panitia
Penerimaan Siswa Baru Melalui Jalur Prestasi Akademik Dan Jalur Tes Prestasi
Akademik Tahun Pelajaran 2007/2008. Pemerintah Kabupaten Buleleng.
Depdiknas RI.2005.Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi
Depdiknas, 2008. Panduan
Penyelenggaraan Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional (R –SMA –BI).Direktorat
Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan menengah Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Atas
Depdiknas, 2008. Pedoman Penjaminan
Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidkan Dasar dDan
Menengah.
Djemari Mardapi, 2007. Teknik
Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. Jogjakarta: Mitra Cendekia Press.
Khaerudin, 2009. ”UN Meningkatkan
Mutu Pendidikan Kita?” Dalam Artikel Pendidikan (hal 55-56)
Koyan, Wayan. 2007. Statistika
Terapan (Teknik Analisis Data Kuantitatif), Singaraja: Universitas Pendidikan
Ganesha.
Marhaeni, AAIN & Budi Adnyana,
2007. Asesmen Berbasis Kelas untuk Pemahaman Proses dan Hasil Belajar, Singaraja:Universitas
Pendidikan Ganesha.
Mendiknas,”Mutu Pendidikan Meningkat”http//www.defkominfo.go.id/2009/05/27/mendiknas-mutu-pendidikan-meningkat/
Punia I Made, Determinasi hasil UN,
Nilai Rapor Dan Keterampilan Berpikir Kritis
Terhadap Hasil belajar Biologi Siswa
Kelas X SMA Negeri 1 Tegallalang Tahun
2008/2009.Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja, 2009.
Redaksi Fokus Media, 2006.Standar
Nasional Pendidikan (SNP).Jakarta: ASA Mandiri.
Ruslan,Abdul Gani, 1994. Ciri Khas
Anak Jenius. Bandung : Angkasa.
Sisdiknas (Sistem Pendidikan
Nasional), 2006: Fokusmedia
Soedijarto H, “Benarkah Ujian
Nasional Dapat Mempengaruhi Peningkatan Mutu Pendidikan Dan Etos Kerja?” http//www.kompas.com/kompas-cetak/0502/28/Didaktika/1579467.htm
Suarni, Ni Ketut, 2004. Meningkatkan
Motivasi Berprestasi Siswa Sekolah Menengah Umum di Bali dengan Strategi
Pengolahan Diri Model Yates, (Studi Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas I SMU
Di Bali), Universitas Gajah Mada,
Sudarwan Danim, 2005.Visi Baru
Manajemen Sekolah dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik, Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Sugiyono, 2008. Statistika untuk
Penelitian.Bandung:CV ALFABETA.
Sumarna Surapranata, 2004, Analisis,
Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes,Bandunng: PT.Remaja
Rosdakarya.
Sumaratih, Ni Nengah, 2006. Pengaruh
Asesmen Portofolio terhadap Kemampuan Melaksanakan Tes Naratif (Eksperimen Pada
Siswa SMA Negeri 1 Singaraja Tahun 2005-2006).IKIP Negeri Singaraja,
Tim Pengembang Kurikulum –SMA Negeri
1 Singaraja, 2009. Kurikulum SMA Negeri 1 Singaraja Tahun Pelajaran 2009/2010.
Singaraja: SMA Negeri 1 Singaraja.
Yatim Riyanto. 2001. Metodologi
Penelitian Pendidikan. Surabaya:SIC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar